hidup itu berwarna, berasa, dan berkata...
maka ketika ku kecewa dan berduka,
kukatakan pada dunia,
aku tahan dengan luka...
dan
aku siap menanti bahagia.......
it's not the end of the process
Wednesday, December 22, 2010
just a note
Cinta adalah gabungan dari sekian banyak unsure yang tidak dapat diihat oleh pandangan mata, bahkan suit untuk dideteksi oleh perasaan. Cinta awalnya permainan dan akhirmya kesungguhan. Dia tidak dapat dilukiskan, tetapi harus dialami agar diketahui. Cinta melahirkan gerak positif, dengan demikian, ia adalah kehidupan dan kebahagiaam. Jika anda tidak mengetahi apa cinta maka jadilah batu karang yang kukuh kering kerontang.
“karna dan demi cinta langit dan bumi diciptakan, dan atas dasarnya makhluk diwujudkan. Dengan cinta semua jiwa meraih harapannya dan mendapatkan idamannya serta terbebaskan dari segala yang meresahkannya.” Cinta selalu disertai rasa rindu, melahirkan pengabdian dan pengorbanan, serta menuntut kesetiaan.
Cinta yang terbesar dan yang paling langgeng adalah cinta kepada Allah dan cinta sesame manusia yang dijalin karena Allah swt., akan melahirkan kesetiaan dan kesucian. Cinta adalah fitrah yang diletakkan dalam diri manusia.
Hakikat cinta kepada Allah dilukiskan sebagai “mementingkan kekasih daripada sahabat”. Cinta manusia kepada Allah adalah suatu kualitas orang beriman yang pada akhirnya akan menghasilkan ketaatan kepada-Nya, penghormatan dan pengagungan. Dengan demikian ia mementingkan-Nya dari selain-Nya. Ia tak dapat tenang bersama yang lain kecuali bersama-Nya, ia tidak dapat menyebut yang lain kecuali mengingat-Nya dengan selalu membasahi bibirnya dengan berdzikir atas keindahan dan kebesaran-Nya. Zikir dengan menyebut-nyebut nama Allah swt. dan merenungkan kekuasaan-Nya akan mendatangkan ketenangan hati.
“karna dan demi cinta langit dan bumi diciptakan, dan atas dasarnya makhluk diwujudkan. Dengan cinta semua jiwa meraih harapannya dan mendapatkan idamannya serta terbebaskan dari segala yang meresahkannya.” Cinta selalu disertai rasa rindu, melahirkan pengabdian dan pengorbanan, serta menuntut kesetiaan.
Cinta yang terbesar dan yang paling langgeng adalah cinta kepada Allah dan cinta sesame manusia yang dijalin karena Allah swt., akan melahirkan kesetiaan dan kesucian. Cinta adalah fitrah yang diletakkan dalam diri manusia.
Hakikat cinta kepada Allah dilukiskan sebagai “mementingkan kekasih daripada sahabat”. Cinta manusia kepada Allah adalah suatu kualitas orang beriman yang pada akhirnya akan menghasilkan ketaatan kepada-Nya, penghormatan dan pengagungan. Dengan demikian ia mementingkan-Nya dari selain-Nya. Ia tak dapat tenang bersama yang lain kecuali bersama-Nya, ia tidak dapat menyebut yang lain kecuali mengingat-Nya dengan selalu membasahi bibirnya dengan berdzikir atas keindahan dan kebesaran-Nya. Zikir dengan menyebut-nyebut nama Allah swt. dan merenungkan kekuasaan-Nya akan mendatangkan ketenangan hati.
Tuesday, December 21, 2010
profile pict!!!
Apa sieh profile pict? Kata-kata ini muncul seiring dengan munculnya facebook, para facebookers mungkin gakan asing lagi sama kata2 ini. Sebagian besar facebookers menaruh perhatian penting pada bagain fb satu ini, selain status fb pastinya. Tanpa kita sadari, foto yang kita pangpang di fb bisa menggambarkan apa yang sedang kita rasakan lho. Jadi gak mesti dari status fb doank, kita bisa luapin perasaan kita.
Misalnya, facebookers yang memasang profile pict dengan latar belakang pantai, sunset, pasir, dan sejenisnya. Biasanya facebookers itu lagi ada masalah, dan lagi pengen merenungkan masalahnya.
Facebookers yang memilih dengan latar belakang alam pegunungan ato jalan. Biasanya facebookers itu lagi pengen menghirup udara bebas, kehidupan bebas, ato pengen berteriak untuk melampiaskan sesuatu.
Facebookers yang memasang foto dirinya sendiri alias sedikit rada close up, cuman bagian muka sampe dada yang keliatan. Biasanya facebookers ini lagi ingin menunjukkan dirinya (tapi bukan eksis ya…) dan mencerminkan pribadi yang kuat.
Facebookers yang memasang foto dirinya dengan teman2nya, menandakan bahwa dia senang memiliki temen seprti dia, kangen dengan teman2nya, menandakan bahwa mereka mempunyai moment yang istimewa dengan teman2nya.
Nah yang terakhir, foto profil dengan pasangannya masing2. Kalo yang ini sieh sekedar ingin menunjukkan kalo “saya dah ada yang punya, jadi tolong jangan ganggu saia”, atau ada yang ingin menunjukkan “ni lo pacar saia, keren kan?”
Tapi, ada sebagain facebookers yang juga menyembuyikan foto asli mereka dengan memampang foto facebookers lain, gambar2 lain, yang bukan foto dirinya. Itu artinya, facebookers itu lagi ingin menyembunyikan siapa dia (dirinya sendiri), gak mau facebookers banyak tau tentang dirinya…
Tapi, menurut saya sebaiknya pampanglah foto yang menunjukkan keceriaan ato kegembiraan yang sedang kalian punya, karna akan membuat senang facebookers yang melihat profil kamu.. (ini mah berdasarkan pengalaman saya.. :D)
Ini sieh pendapat rani,,,,, we willn’t know the intentions, thoughts, and goals of the people… ^^
Misalnya, facebookers yang memasang profile pict dengan latar belakang pantai, sunset, pasir, dan sejenisnya. Biasanya facebookers itu lagi ada masalah, dan lagi pengen merenungkan masalahnya.
Facebookers yang memilih dengan latar belakang alam pegunungan ato jalan. Biasanya facebookers itu lagi pengen menghirup udara bebas, kehidupan bebas, ato pengen berteriak untuk melampiaskan sesuatu.
Facebookers yang memasang foto dirinya sendiri alias sedikit rada close up, cuman bagian muka sampe dada yang keliatan. Biasanya facebookers ini lagi ingin menunjukkan dirinya (tapi bukan eksis ya…) dan mencerminkan pribadi yang kuat.
Facebookers yang memasang foto dirinya dengan teman2nya, menandakan bahwa dia senang memiliki temen seprti dia, kangen dengan teman2nya, menandakan bahwa mereka mempunyai moment yang istimewa dengan teman2nya.
Nah yang terakhir, foto profil dengan pasangannya masing2. Kalo yang ini sieh sekedar ingin menunjukkan kalo “saya dah ada yang punya, jadi tolong jangan ganggu saia”, atau ada yang ingin menunjukkan “ni lo pacar saia, keren kan?”
Tapi, ada sebagain facebookers yang juga menyembuyikan foto asli mereka dengan memampang foto facebookers lain, gambar2 lain, yang bukan foto dirinya. Itu artinya, facebookers itu lagi ingin menyembunyikan siapa dia (dirinya sendiri), gak mau facebookers banyak tau tentang dirinya…
Tapi, menurut saya sebaiknya pampanglah foto yang menunjukkan keceriaan ato kegembiraan yang sedang kalian punya, karna akan membuat senang facebookers yang melihat profil kamu.. (ini mah berdasarkan pengalaman saya.. :D)
Ini sieh pendapat rani,,,,, we willn’t know the intentions, thoughts, and goals of the people… ^^
Saturday, December 18, 2010
not the end of the process: Teman Bukan Sahabat or Sahabat bukan Teman???
not the end of the process: Teman Bukan Sahabat or Sahabat bukan Teman???: "teman baik atau sahabat, apapun sebutannya, berarti dia adalah teman yang lebih dari sekedar teman (kata kebanyakan orang). Sedikit berbeda..."
Teman Bukan Sahabat or Sahabat bukan Teman???
teman baik atau sahabat, apapun sebutannya, berarti dia adalah teman yang lebih dari sekedar teman (kata kebanyakan orang). Sedikit berbeda antara teman (biasa) dan teman baik. Teman (biasa) hanya berada disaat kita senang, menilai secara keseluruhan dari materi, fisik, ataupun sesuatu yang berbentuk, memberi semangat alakadarnya, jadi intinya teman (biasa) itu hanya sepintas saja dan berlaku untuk satu keadaan tertentu. Membutuhkan kita jika dia sedang butuh, memperlakukan kita dengan baik disaat sedang ada maunya, dan berbicara baik tentang kita kepada teman lainnya juga untuk suatu keadaan tertentu. Kesimpulannya teman itu hanya sebatas mulut saja tidak lebih.
Sedangkan sahabat, sahabat lebih dari itu, sahabat mengerti kita luar dalam, menerima kita apapun keadaannya, mampu menerima kekurangan dan kelebihan , menasehati kita dikala kita tak butuh nasehat, mengangkatkan kita jika kita jatuh, semuanya demi kebaikan kita. Nah, kalo menjatuhkan kita disaat kita jatuh, namanya apa ya??? (ehm...)
Karena itu gelar ato julukan sahabat itu sangatlah istimewa, terlalu sakral. Karena julukan sahabat itu kita berikan hanya kepada teman2 tertentu saja. Bukan bermaksud memposisikan mereka kedalam “kasta/tingkatan” tapi hanya membedakan mereka antara teman dan sahabat.
Mengenal sahabat itu susah, sama susahnya mencari sahabat, maka dari itu kita harus bersahabat dengan diri kita terlebih dahulu baru bersahabat dengan orang lain. Sahabat pun harus diawali dengan rasa sayang dan saling bisa menerima. “Sayang” yang masih dalam kategori tertentu. “Sayang” yang belum terkontaminasi dengan cinta. Rasa Sayang murni hanya bisa diperoleh dari seorang sahabat sejati.
Kata bunda : sahabat itu ibarat cermin.. dia mengerti dan mempunyai keinginan yang sama.
Kenyataanya,
Pertama : terkadang kita menganggap si A adalah sahabat, karena kita merasa, dia selalu ada disaat kita butuh, selalu ada disaat kita terluka, selalu ada disaat kita susah dan senang, selalu mau berbagi kebahagian dengan kita. Padahal belum tentu si A sebaliknya, mungkin saja dia bersikap seperti karena ada suatu keinginan tertentu.
Kedua : terkadang kita bersikap kita adalah sahabat si A. Kita rela susah payah demi si A. Banyak berkorban dan berlaku layaknya seorang sahabat sejati. Tetapi apakah si A menganggap kita sebaliknya?? Yang jelas kita harus iklas melakukan semuanya tanpa berharap perlakuan yang sama terhadap kita. Iklas tolok ukur yang sempurna. Tidak semudah menuliskan kata itu. Karena jujur, terkadang saya pun masih berharap adanya reward bukan dalam bentuk materi, tapi dihargai dan diperlakukan selayaknya sahabat.
Ketiga : Terkadang teman yang bukan kita anggap sahabat, si B, justru lebih berkata jujur dan terbuka kepada kita. Dan kadang pula itu sangat menyakitkan. Justru kita anggap si B tidak mengerti kita, menyakiti perasaan kita. Dan hingga sampai suatu saat, kita memutuskan untuk tidak berteman lagi dengan si B, karena kita selalu menganggap hal2 yang dalam bentuk kejujuran tadi terlalu menyakitkan untuk kita. Padahal kan untuk berkata jujur membutuhkan keberanian yang besar. Karena resiko yang dihadapi pun pasti lebih besar dari sebuah kejujuran yang diungkapkan tadi.
Sampai saat ini, saya sudah memberikan gelar sahabat hanya kepada beberapa teman saja, dan saya iklaskan itu. Terserah mau dianggap sebaliknya atau hanya teman biasa.
Friday, December 17, 2010
"Value For Money" Vs "Balanced Score Card"
Kelemahan Value for Money
1. Pengukuran VFM dirasakan terlalu menekankan pada pengukuran 3E (efisien, efektif, dan ekonomis) keuangan (hanya mengukur aspek yang dapat diukur secara kuantitatif), tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan, proses bisnis, serta pengendalian di dalam operasi suatu organisasi lainnya
2. Pengukuran VFM hanya mengandalkan informasi mengenai laporan keuangan organisasi yang berjangka pendek (pada umumnya satu tahun).
3. Ukuran keuangan tidak cukup mengevaluasi perjalanan suatu organisasi di dalam lingkungan yang kompetitif.
4. Ukuran keuangan menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai keuangan masa depan yang dilaksanakan saat ini dan masa yang akan dating.
5. Kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan pada investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi nilai saat ini.
6. Lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi pada aktiva tidak berwujud seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif.
Kelebihan Balanced Scorecard
beberapa keunggulan BSC yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
1. Komprehensif berarti bahwa balanced scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain: pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran (pegawai). Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b. Memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan yang lebih kompleks.
c. Memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
2. Koheren berarti BSC mewajibkan personel untuk membangun sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
3. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam BSC mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan sebagai external focus.
4. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam BSC dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajran
Kelebihan lainnya:
1. BSC bersifat memandang ke depan (forward looking). Hal tersebut memperhitungkan keberhasilan bukan hanya saat ini namun juga bagaimana perkiraannya di masa depan. Ini berbeda dengan pengukuran kinerja keuangan tradisional yang hanya menunjukkan kinerja periode yang telah lewat.
2. Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
• menjelaskan visi organisasi
• menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
• mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perubahan.
1. Pengukuran VFM dirasakan terlalu menekankan pada pengukuran 3E (efisien, efektif, dan ekonomis) keuangan (hanya mengukur aspek yang dapat diukur secara kuantitatif), tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan, proses bisnis, serta pengendalian di dalam operasi suatu organisasi lainnya
2. Pengukuran VFM hanya mengandalkan informasi mengenai laporan keuangan organisasi yang berjangka pendek (pada umumnya satu tahun).
3. Ukuran keuangan tidak cukup mengevaluasi perjalanan suatu organisasi di dalam lingkungan yang kompetitif.
4. Ukuran keuangan menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai keuangan masa depan yang dilaksanakan saat ini dan masa yang akan dating.
5. Kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan pada investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi nilai saat ini.
6. Lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi pada aktiva tidak berwujud seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif.
Kelebihan Balanced Scorecard
beberapa keunggulan BSC yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
1. Komprehensif berarti bahwa balanced scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain: pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran (pegawai). Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b. Memampukan organisasi untuk memasuki lingkungan yang lebih kompleks.
c. Memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
2. Koheren berarti BSC mewajibkan personel untuk membangun sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
3. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam BSC mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan sebagai external focus.
4. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam BSC dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajran
Kelebihan lainnya:
1. BSC bersifat memandang ke depan (forward looking). Hal tersebut memperhitungkan keberhasilan bukan hanya saat ini namun juga bagaimana perkiraannya di masa depan. Ini berbeda dengan pengukuran kinerja keuangan tradisional yang hanya menunjukkan kinerja periode yang telah lewat.
2. Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
• menjelaskan visi organisasi
• menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
• mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perubahan.
Balanced Score Card
Sebenernya ini post ngelanjutin post yang sebelumnya. pada post sebelumnya telah dijelaskan kalau terdapat tiga teknik pengukuran kinerja: value for money, balanced scorecard, dan total performace scorecard. menurut saya dari ketiga teknik tersebut, teknik yang paling maksimal untuk menilai kinerja suatu organisasi.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton (Renaissance Solution, Inc.). Pengakuan atas beberapa kelemahan dan ketidaksengajaan dari pendekatan pengukuran kinerja keuangan sebelumnya, BSC menyajikan sebuah perspektif yang jelas sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya tercapai keseimbangan perspektif keuangan. BSC tetap mempertahankan pengukuran keuangan tradisional. Tetapi pengukuran keuangan menceritakan kejadian masa lalu, suatu laporan yang cukup untuk era industri untuk kemampuan investasi jangka panjang dan relationship pelanggan tidak secara kritis untuk keberhasilan. BSC menyarankan bahwa kita melihat suatu kinerja organisasi dari empat perspektif berikut: (1) The learning and growth perspective, (2) The business process perspective, (3) The customer perspective, and (4) The financial perspective.
BSC model ini pada awalnya memang ditujukan untuk memperluas area pengukuran kinerja organisasi swasta yang profit-oriented. Pendekatan ini mengukur kinerja berdasarkan aspek finansial dan non-finansial yang dibagi dalam empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif inovasi dan pembelajaran.
1. Perspektif Pelanggan
Memberikan penilaian terhadap segmen yang dituju dan tuntutan masyarakat serta tuntutan kebutuhannya yang dilayani oleh organisasi dalam mencapai tujuan. Tinjauan dari perspektif pelanggan antara sektor publik dengan sektor bisnis pada intinya sama, yaitu mengetahui bagaimana pelanggan melihat organisasi. Perbedaannya terletak pada siapa yang menjadi pelanggannya. Pelanggan sektor publik yang utama adalah masyarakat pembayar pajak dan masyarakat pengguna layanan publik sehingga perspektif pelanggan dalam sektor publik adalah mengetahui “bagaimana masyarakat pembayar pajak dan pengguna pelayanan publik melihat organisasi?” (Mahmudi: 2010). Dalam perspektif pelanggan, organisasi sektor publik berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat melalui penyediaan barang dan pelayanan publik yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
2. Perspektif Keuangan
Memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya. Perspektif keuangan dalam organisasi sektor publik untuk menjawab pertanyaan “bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya? bagaimana kita melihat pembayar pajak?” (Mahmudi: 2010). Perspektif keuangan menjelaskan apa yang diharapkan oleh penyedia sumber daya terhadap kinerja keuangan organisasi. Dalam sektor publik penyedia sumber daya financial yang utama adalah para pembayar pajak sehingga organisasi harus berfokus pada sesuatu yang diharapkan oleh pembayar pajak. Pembayar pajak mengharapkan uang yang telah dibayarkan digunakan secara ekonomi, efisien, dan efektif (value for money) serta memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
3. Perspektif Proses Internal
Memberikan penilaian gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani masyarakat dan mencapai tujuan tertentu. Perspektif proses internal pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik pada dasarnya adalah sama, yaitu untuk membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal organisasi secara berkelanjutan. Tujuan strategik dalam perspektif proses internal adalah mendukung perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Dalam perspektif proses internal, organisasi mengidentifikasi proses kunci yang harus dikelola dengan baik agar terbangun keunggulan organisasi. Pencapain tujuan strategik pada perspektif proses internal misalnya peningkatkan proses layanan, perbaikan siklus layanan, peningkatan kapasitas infrastruktur, pemutakhiran teknologi, dan pengintegrasian proses layanan pelanggan secara langsung akan mempengaruhi kepuasan pelanggan dan secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem informasi, dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Perspektif proses internal dan perspektif pelanggan balanced scorecard mengidentifikasi parameter-parameter untuk membangun keunggulan organisasi. Target dan ukuran kesuksesan akan terus berubah seiring dengan perubahan waktu. Oleh karena itu, organisasi harus berinovasi, berkreasi, dan belajar. Organisasi perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus (continus improvement) dan menciptakan pertumbuhan secara berkelanjutan. Ukuran kinerja untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan misalnya cakupan penguasaan keahlian (skill coverage), pendapatan pegawai, dan kepuasan pegawai.
Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton (Renaissance Solution, Inc.). Pengakuan atas beberapa kelemahan dan ketidaksengajaan dari pendekatan pengukuran kinerja keuangan sebelumnya, BSC menyajikan sebuah perspektif yang jelas sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya tercapai keseimbangan perspektif keuangan. BSC tetap mempertahankan pengukuran keuangan tradisional. Tetapi pengukuran keuangan menceritakan kejadian masa lalu, suatu laporan yang cukup untuk era industri untuk kemampuan investasi jangka panjang dan relationship pelanggan tidak secara kritis untuk keberhasilan. BSC menyarankan bahwa kita melihat suatu kinerja organisasi dari empat perspektif berikut: (1) The learning and growth perspective, (2) The business process perspective, (3) The customer perspective, and (4) The financial perspective.
BSC model ini pada awalnya memang ditujukan untuk memperluas area pengukuran kinerja organisasi swasta yang profit-oriented. Pendekatan ini mengukur kinerja berdasarkan aspek finansial dan non-finansial yang dibagi dalam empat perspektif, yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif inovasi dan pembelajaran.
1. Perspektif Pelanggan
Memberikan penilaian terhadap segmen yang dituju dan tuntutan masyarakat serta tuntutan kebutuhannya yang dilayani oleh organisasi dalam mencapai tujuan. Tinjauan dari perspektif pelanggan antara sektor publik dengan sektor bisnis pada intinya sama, yaitu mengetahui bagaimana pelanggan melihat organisasi. Perbedaannya terletak pada siapa yang menjadi pelanggannya. Pelanggan sektor publik yang utama adalah masyarakat pembayar pajak dan masyarakat pengguna layanan publik sehingga perspektif pelanggan dalam sektor publik adalah mengetahui “bagaimana masyarakat pembayar pajak dan pengguna pelayanan publik melihat organisasi?” (Mahmudi: 2010). Dalam perspektif pelanggan, organisasi sektor publik berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat melalui penyediaan barang dan pelayanan publik yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
2. Perspektif Keuangan
Memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya. Perspektif keuangan dalam organisasi sektor publik untuk menjawab pertanyaan “bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya? bagaimana kita melihat pembayar pajak?” (Mahmudi: 2010). Perspektif keuangan menjelaskan apa yang diharapkan oleh penyedia sumber daya terhadap kinerja keuangan organisasi. Dalam sektor publik penyedia sumber daya financial yang utama adalah para pembayar pajak sehingga organisasi harus berfokus pada sesuatu yang diharapkan oleh pembayar pajak. Pembayar pajak mengharapkan uang yang telah dibayarkan digunakan secara ekonomi, efisien, dan efektif (value for money) serta memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.
3. Perspektif Proses Internal
Memberikan penilaian gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani masyarakat dan mencapai tujuan tertentu. Perspektif proses internal pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik pada dasarnya adalah sama, yaitu untuk membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses internal organisasi secara berkelanjutan. Tujuan strategik dalam perspektif proses internal adalah mendukung perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Dalam perspektif proses internal, organisasi mengidentifikasi proses kunci yang harus dikelola dengan baik agar terbangun keunggulan organisasi. Pencapain tujuan strategik pada perspektif proses internal misalnya peningkatkan proses layanan, perbaikan siklus layanan, peningkatan kapasitas infrastruktur, pemutakhiran teknologi, dan pengintegrasian proses layanan pelanggan secara langsung akan mempengaruhi kepuasan pelanggan dan secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel, prasarana sistem informasi, dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Perspektif proses internal dan perspektif pelanggan balanced scorecard mengidentifikasi parameter-parameter untuk membangun keunggulan organisasi. Target dan ukuran kesuksesan akan terus berubah seiring dengan perubahan waktu. Oleh karena itu, organisasi harus berinovasi, berkreasi, dan belajar. Organisasi perlu melakukan perbaikan secara terus-menerus (continus improvement) dan menciptakan pertumbuhan secara berkelanjutan. Ukuran kinerja untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan misalnya cakupan penguasaan keahlian (skill coverage), pendapatan pegawai, dan kepuasan pegawai.
Subscribe to:
Posts (Atom)